Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Listrik, dapat juga diartikan sebagai berikut:


Listrik adalah kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton, yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya.
Listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif.


Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang dikenal sebagai elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadinya banyak fenomena fisika yang dikenal luas, seperti petir, medan listrik, dan arus listrik. Listrik digunakan dengan luas di dalam aplikasi-aplikasi industri seperti elektronik dan tenaga listrik.
Arus listrik bisa kita analogikan dengan arus air. Air mengalir dari tempat yang relatif tinggi ke tempat yang lebih rendah, dan akan menggenang atau ‘diam’ di tempat yang tidak mempunyai perbedaan ketinggian. Demikian halnya dengan listrik. Listrik akan mengalir dari tempat yang mempunyai potensial tinggi ke tempat yang berpotensial lebih rendah.
Kalau arus air, jelas medium yang mengalir adalah air. Lalu bagaimana dengan arus listrik, medium apa yang mengalir? Medium yang mengalir sebenarnya adalah elektron atau (muatan negatif) yang tidak bisa kita lihat dengan kasat mata. Contoh sederhananya, bila kita menghubungkan kutub positif dengan kutub negatif battery dengan kabel, maka akan terjadi aliran elektron dari kutub negatif ke kutub positif battery. Lho tunggu, bukannya kutub positif battery mempunyai potensial yang lebih tinggi dari kutub negatifnya? Nah, ini dia yang sering jadi pertanyaan! Arus listrik ternyata didefinisikan sebagai aliran muatan positif (hole) yang ‘ seolah-olah’ mengalir dari kutub positif ke kutub negatif karena aliran elektron dari arah sebaliknya seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Seorang teknisi elektronik biasanya memiliki alat pengukur wajib yang mereka gunakan untuk berbagai keperluan teknis yaitu avometer yang merupakan gabungan dari fungsi alat ukur amperemeter untuk mengukur ampere (kuat arus listrik), voltmeter untuk mengukur volt (besar tegangan listrik) dan ohmmeter untuk mengukur ohm (hambatan listrik).
Mari kita lihat arti definisi dan fungsi masing-masing alat listrik:
A. Amperemeter / Ampere Meter
Amperemeter adalah alat listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik yang disebut avometer gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.
Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar ditambhan dengan hambatan shunt.
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir pada kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar pula simpangannya.
B. Voltmeter / Volt Meter
Voltmeter adalah suatu alat listrik yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat.
Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya magnetic tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik. Semakin besar arus listrik yang mengelir maka semakin besar penyimpangan jarum yang terjadi
C. Ohmmeter / Ohm Meter
Ohm meter adalah alat listrik yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor. Alat tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yang kemudian dikalibrasi ke satuan ohm.





  • Simbol
  • Nama kuantitas
  • Unit turunan

  • Unit dasar
  • I
  • A
  • A
  • Q
  • C
  • A·s
  • V
  • V
  • J/C = kg·m2·s−3·A−1
  • R, Z
  • Ω
  • V/A = kg·m2·s−3·A−2
  • ρ
  • Ω·m
  • kg·m3·s−3·A−2
  • P
  • W
  • V·A = kg·m2·s−3
  • C
  • F
  • C/V = kg−1·m−2·A2·s4

  • F−1
  • V/C = kg·m2·A−2·s−4
  • ε
  • F/m
  • kg−1·m−3·A2·s4
  • χe
  • (dimensionless)
  • -
  • -

  • S
  • Ω−1 = kg−1·m−2·s3·A2
  • σ
  • S/m
  • kg−1·m−3·s3·A2
  • H
  • A/m
  • A·m−1
  • Φm
  • Wb
  • V·s = kg·m2·s−2·A−1
  • B
  • T
  • Wb/m2 = kg·s−2·A−1

  • A/Wb
  • kg−1·m−2·s2·A2
  • L
  • H
  • Wb/A = V·s/A = kg·m2·s−2·A−2
  • μ
  • H/m
  • kg·m·s−2·A−2
  • χm
  • (dimensionless)
  • -
  • -

0 komentar:

Posting Komentar

Komennya yang baik yah agan-agan.
Anda bisa menggunakan smiley kaskus dikomentar anda dengan memasukan kodenya.
Postingannya boleh dicopas, asalkan cantumin sumbernya.
Terimakasih